简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Scam broker forex adalah perusahaan atau individu yang menyamar sebagai broker forex resmi, tetapi sebenarnya bertujuan untuk menipu atau memanfaatkan para trader. RoboMarkets hari ini mengumumkan bahwa mereka akan stop beroperasi di awal 2025. Lalu, bagaimana dengan penggunanya? Apakah sudah ada penyelesaian yang disiapkan oleh RoboMarkets?
Scam broker forex adalah perusahaan atau individu yang menyamar sebagai broker forex resmi, tetapi sebenarnya bertujuan untuk menipu atau memanfaatkan para trader. Mereka biasanya menggunakan taktik manipulatif untuk menarik uang dari para trader tanpa memberikan layanan trading yang sah atau menjanjikan keuntungan yang tidak realistis. Ciri-ciri utama dari scam broker forex meliputi:
1. Tidak memiliki regulasi yang jelas: Scam broker biasanya tidak diatur oleh badan pengawas resmi di negara tempat mereka beroperasi, atau menggunakan lisensi palsu.
2. Janjian keuntungan besar dan cepat: Mereka sering mempromosikan keuntungan yang tidak realistis, seperti return yang tinggi dalam waktu singkat tanpa risiko.
3. Sulit untuk melakukan penarikan dana: Salah satu tanda jelas dari broker scam adalah proses penarikan dana yang sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
4. Manipulasi platform trading: Scam broker bisa memanipulasi harga di platform mereka untuk menyebabkan trader mengalami kerugian atau membuat hasil trading tidak akurat.
5. Testimoni palsu: Mereka mungkin menggunakan testimoni palsu atau ulasan berbayar untuk membuat diri mereka terlihat lebih terpercaya.
Sangat penting bagi trader untuk selalu memeriksa regulasi, reputasi, dan ulasan dari broker sebelum memutuskan untuk berinvestasi, untuk menghindari risiko tertipu oleh scam broker forex.
Pada hari Senin ini, RoboMarkets yang merupakan broker global asal Siprus mengumumkan bahwa mereka akan stop beroperasi pada awal 2025 nanti. Lalu, jika mereka berhenti beroperasi bagaimana dengan klien mereka?
RoboMarkets akan menghentikan penawaran “instrumen berisiko tinggi dan berleverage” seperti forex dan CFD (kontrak untuk perbedaan) melalui entitas Eropa mereka mulai awal tahun 2025 nanti, sebagai bagian dari strategi bisnis grup Eropa mereka yang lebih luas.
Broker RoboMarkets menjelaskan bahwa mereka akan memindahkan klien ritelnya di Eropa ke entitas Jerman yang diatur oleh BaFin, yang akan fokus pada penawaran saham, obligasi, dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF). Lebih jauh, entitas RoboMarkets yang berbasis di Siprus akan beralih menjadi broker institusional dan akan berhenti melayani klien ritel pada awal tahun 2025.
RoboMarkets hanya mengutip “kondisi pasar Eropa” untuk membenarkan restrukturisasi model bisnis Eropa. Broker asal Siprus tersebut memperoleh lisensi dari Komisi Sekuritas dan Bursa Siprus (CySEC) pada tahun 2013, menurut daftar regulasi, dan terutama menawarkan layanan perdagangan kepada klien ritel Eropa di bawahnya dengan melegalkannya ke yurisdiksi Uni Eropa lainnya.
Kini, perubahan model bisnisnya akan menjadikan entitas yang berpusat di Frankfurt tersebut sebagai pusat untuk melayani klien ritel Eropa. Menariknya, fokus broker atau pialang tersebut pada Jerman menjadi menonjol saat mulai mensponsori klub sepak bola Jerman Eintracht Frankfurt pada tahun 2022.
“RoboMarkets memiliki keahlian yang kuat dalam bidang IT, likuiditas, dan aspek lain dari pialang atau broker, yang ingin kami manfaatkan untuk bersaing secara efektif di sektor pialang saham,” kata Vanyo Walter, selaku Direktur entitas RoboMarkets di Jerman. “Platform milik kami, yang dikembangkan oleh tim IT kami dan didukung oleh investasi berkelanjutan dalam teknologi, dirancang untuk memberi manfaat bagi klien kami dan menarik lebih banyak trader dan investor yang mengelola sendiri di Eropa.”
“Ke depannya, RoboMarkets Deutschland GmbH akan terus memperluas penawaran dan pasar sahamnya, mengoptimalkan kondisi perdagangan, dan mempertahankan lingkungan yang stabil, kompetitif, dan menarik bagi klien. Kami yakin pasar untuk investasi mandiri dan perdagangan saham akan tumbuh secara signifikan di Eropa, dan kami berkomitmen untuk menjadi salah satu pialang saham terkemuka di kawasan ini.”
RoboMarkets bukanlah pialang atau broker forex dan CFD pertama yang mengalihkan fokusnya dari derivatif dengan leverage ke ekuitas tunai. Trading 212 yang berkantor pusat di London juga mengubah prioritasnya menjadi pialang saham tetapi masih menawarkan CFD kepada klien ritel.
Broker yang mengalihkan fokusnya dari derivatif dengan leverage ke ekuitas tunai dapat memperoleh beberapa keuntungan strategis dan operasional. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Mengurangi Risiko Operasional
Derivatif dengan leverage, seperti kontrak CFD (Contract for Difference) atau forex, cenderung lebih berisiko bagi broker karena volatilitas yang tinggi dan potensi kerugian besar bagi trader yang tidak berpengalaman. Dengan beralih ke ekuitas tunai, broker dapat mengurangi eksposur terhadap risiko besar ini, karena perdagangan saham secara tunai lebih stabil dan kurang spekulatif.
2. Memperluas Basis Klien
Fokus pada ekuitas tunai menarik jenis klien yang lebih konservatif, seperti investor jangka panjang yang tertarik pada investasi saham perusahaan nyata daripada trader harian yang mencari keuntungan cepat dari instrumen berisiko tinggi. Ini memungkinkan broker menjangkau segmen pasar yang lebih luas dan mungkin lebih loyal.
3. Peningkatan Reputasi dan Kepatuhan
Perdagangan derivatif dengan leverage sering kali dikaitkan dengan praktik trading yang lebih agresif dan risiko yang lebih tinggi, yang bisa memicu masalah regulasi. Dengan beralih ke ekuitas tunai, broker dapat meningkatkan reputasi mereka di mata regulator dan konsumen sebagai entitas yang lebih aman dan andal. Hal ini juga dapat membantu broker mendapatkan lisensi di lebih banyak yurisdiksi.
4. Pendapatan yang Stabil
Ekuitas tunai, meskipun margin keuntungannya lebih rendah dibandingkan dengan derivatif berleverage, memberikan pendapatan yang lebih stabil bagi broker. Pendapatan berasal dari komisi transaksi, spread, dan fee layanan yang biasanya lebih konsisten di pasar ekuitas.
5. Mengurangi Kontroversi di Mata Publik
Derivatif berleverage sering kali dikritik karena dianggap spekulatif dan dapat menyebabkan trader kehilangan dana dalam jumlah besar. Dengan fokus pada ekuitas tunai, broker dapat menghindari kritik tersebut dan lebih mudah mendapatkan kepercayaan publik.
Dengan pergeseran preferensi konsumen dan regulator menuju instrumen yang lebih aman dan transparan, seperti ekuitas tunai, broker yang beralih fokus lebih siap untuk jangka panjang. Mereka bisa tetap relevan di tengah perubahan tren pasar dan peraturan yang semakin ketat terhadap derivatif berisiko tinggi. Dengan berfokus pada ekuitas tunai, broker dapat mencapai stabilitas operasional yang lebih tinggi, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan daya saing dalam industri keuangan.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Otoritas keuangan berwenang telah memberikan peringatan bahaya adanya platform peniru atau imitasi dari MSquare Group Pty Ltd. Namun ternyata, entitas resmi broker forex tersebut ternyata juga mengalami banyak masalah keluhan penipuan dari penggunanya di 2024.
Meskipun Exness dikenal karena pertumbuhan pesat dan pencapaian luar biasa pada 2024, rumor terbaru menyebutkan bahwa di balik layar, broker ini menghadapi beberapa tantangan besar terkait internal. Benarkah hal tersebut terjadi dan bagaimana langkah terbaru mereka?
FinCom baru saja mengumumkan keanggotaan broker Neex Limited yang akan memiliki akses perlindungan/kompensasi konsumen sampai dengan Euro 20.000. Namun platform Neex masih memiliki referensi regulasi yang MERAGUKAN. Apakah Neex aman atau penipuan?
Teknologi yang disalah gunakan untuk kejahatan, diduga terperdaya DUPLIKASI aplikasi DBSV mTrading, seorang WNI harus menderita kerugian sebesar Rp 691 juta ! Ini semua berawal dari Grup WhatsApp yang bernama Kelompok Belajar Investasi.